Selubung Asa

 Saat kita merasa terpuruk. Merasa segala hal yang dilakukan terus memburuk. Semua kata-kata yang hinggap tak membantu bahkan tajam menusuk. Mampu menembus kulit hingga tulang rusuk. Tak seorang pun dapat membantu karena mereka supersibuk. Terus menatap tanah dan menunduk. Sungguh! Sangat melelahkan. Motivasi yang datang malah menjemukan. Masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Tak ada guna dan tak mempan. Hanya ingin merenung dalam kesendirian. Mencermati segala hal yang tlah terlewatkan.



Sayang. Sampai terasa kunang-kunang di dalam kepala, tak kunjung jua temukan arti dari ini semua. Semua kesalahan dan kealpaan yang buat luka, Goresan yang kian dalam merasuk dalam jiwa. Membuat sukar tuk percaya lagi pada semuanya. Desahan panjang pun meluncur lemah. Mencoba tuk menghadapi dengan pasrah. Menatap langit dengan penuh gelisah dan resah. Berharap masih ada secuil asa yang belum musnah. Meminta pada-Nya tuk tentukan arah dan bimbing ciptaan-Nya dari tanah yang lemah dan payah. 

Tiba-tiba di saat terakhir dan detik-detik yang kritis. Terasa secuil asa dari dalam lubuk hati terdalam menangis. Menjerit tuk memberontak karena hidup yang miris. Mengingatkan segala pengorbanan dan mereka yang menunggu manis. Semua kesabaran, ketulusan dan perjuangan keras mereka berhasil menyentuh serpihan kecil hati yang tlah teriris sadis. Menyadarkan diri kan waktu yang belum habis. 


Masih dengan senyuman dan kasih, mereka menyambut tangan yang sudah tenggelam dalam kegelapan. Mungkin ini jawaban dari tuhan yang disampaikannya melalui sambutan hangat mereka yang selalu kuabaikan. Kegigihan dan perhatian mereka berhasil membawa diri ini kembali hadapi dunia fana nan penuh jebakan. Bersama-sama menyongsong matahari baru dan masa depan. Tuk terus berjuang dan bertarung dalam kerasnya kehidupan. Sekali lagi tidak dalam kesendirian. Tapi kebersamaan dan senyuman yang penuh keyakinan. Karena adanya secuil asa yang terus berjuang hidup sendiri dalam kegelapan dan keputusasaan. Meyakinkan diri ini tuk terus bangkit dan hidup hingga waktu terakhir yang diberikan. ^_^ (fatiha el-hilmy) 

Comments