Review : Nodame Cantabile [J-Drama]


Pertama kali aku nonton drama ini beberapa hari yang lalu di app viu. Sebenarnya aku bukan penggemar dorama, tidak seperti drakor. Tapi karena waktu itu aku ingin melihat genre film atau drama yang lain dan belum pernah aku tonton, akhirnya nemu dorama ini dan langsung tertarik. Ini ternyata adaptasi dari serial manga berjudul sama karya Tomoko Ninomiya. Sudah ada versi animenya dan yang aku review ini versi live action-nya (aku belum baca manga dan animenya, jadi ga bisa cerita lebih jauh, tapi kayaknya ga beda jauh dari jalan cerita utamanya ^^). Selain karena sinopsisnya dan latar cerita para mahasiswa jurusan musik klasik (yang sama sekali belum pernah terbersit selama ini dalam kehidupanku untuk nonton musik orkestra seperti itu). Meski aku belum tahu sama sekali tentang musik klasik, tapi melalui dorama ini aku banyak belajar dan tahu tentang orkestra dan instrumen klasik (selama ini aku adalah penggemar cerita misteri, detektif dan berbau polisi, jaksa dan lain sebagainya). Jadi dorama ini cukup menyegarkan dan lucu bagiku yang belum pernah melihat dorama yang selalu disuguhkan oleh berbagai macam musik klasik di setiap episodenya. Para tokohnya terutama Ueno Juri yang memerankan Nodame sangat lucu dengan keanehan yang dimilikinya (menurutku bukan aneh sih, tapi dia itu unik ^^). 


Pada akhirnya semua keputusan kembali pada masing-masing individu. Lalu keputusan itu dilanjutkan dengan adanya tindak lanjut berupa aksi atau tindakan di kehidupan nyata. Cerita di Nodame Cantabile membuka mataku. Terutama sosok Chiaki dalam mengatasi keinginan, mimpi dan fobia atau rasa ketakutannya, serta sosok Nodame yang berbakat tapi mimpinya yang tak sama dengan kebanyakan orang di jurusan musik. Dengan segala keterbatasan dan ketakutan yang tengah menghantui, sementara hasrat keinginan untuk terus berkembang dalam musik, mewujudkan mimpi mereka, datanglah seorang maestro musik dari jerman yang tanpa mereka sadari selama berada di kampus mereka, justru membantu, mengarahkan mereka dan memberi solusi untuk menghadapi dan melangkah maju dengan perintah dari gurunya. Perubahan yang mereka alami dalam diri mereka pun sangat pesat, dan sayangnya baru mereka sadari seusai perintah atau arahan maestro (yang telah menjadi guru sementara di kampus sementara) selesai.


Chiaki yang sangat berbakat dalam piano, justru berkeinginan untuk menjadi seorang konduktor. Ia akhirnya memutuskan untuk pindah jurusan kondukting di tahun keempatnya. Tapi alih-alih diterima, ia justru ditolak berkali-kali oleh maestro yang menjadi kepala jurusan kondukting. Akhirnya maestro bernama Strezemann itu berkata pada Chiaki bahwa ia tak perlu pindah jurusan kondukting untuk menjadi konduktor dan akan menjadi murid satu-satunya di jepang. (Mungkin ia tahu kalau Chiaki juga berbakat menjadi konduktor). Ceritanya dulu ketika ia kecil dan besar di Praha, ia bertemu dengan Sebastian Viera dan takjub melihatnya sebagai konduktor dan maestro terkenal. Sejak saat itu ia bermimpi untuk menjadi konduktor hingga pada suatu ketika ia pernah bertemu dan belajar dengan Viera secara langsung meski hanya sebentar.

Kembali di jepang tempat Chiaki kuliah setelah kedatangan Strezemann. Tiba - tiba sebuah grup orkestra baru dibentuk Strezemann. Terdiri oleh mahasiswa pilihan Strezemann sendiri setibanya ia di kampus tersebut. Meski kebanyakan mahasiswa dan guru menganggap mahasiswa pilihan Strezemann payah dan tidak masuk akal, karena mereka semua bukanlah mahasiswa berperingkat tinggi dan bernilai A seperti Orkestra A, tapi setelah dilatih sekali oleh Strezemann, ia memberikan posisi konduktornya kepada Chiaki yang justru dari jurusan piano. Darisini cerita menjadi lebih menarik. Menurutku upaya Strezemann dengan segala sifatnya yang meragukan ketika pertama kali melihatnya sebagai seorang maestro berhasil mengubah keputusan dan mengembalikan Chiaki untuk bangkit dan percaya akan mimpinya. Chiaki memang sudah lama belajar konduktor sendiri secara otodidak dengan mendengar dan membayangkan lagu orkestra di kamarnya. Ketika tiba saatnya ia ditunjuk untuk memimpin Orkestra S bentukan maestro Strezemann, mau tak mau itulah langkah pertama yang diambilnya untuk mewujudkan mimpi sebagai konduktor. Sementara Nodame, yang awalnya hanya bermimpi untuk menjadi guru TK selesai kuliah (tidak menjadi musisi), setelah ia melihat Chiaki berkembang dan takjub setelah melihatnya tampil bersama orkestra A di festival kampus, akhirnya berkeinginan untuk serius dalam piano. Ia pun berusaha keras hingga ikut kompetisi piano mewakili kampus. Kisah keduanya sudah menarik dengan cara mereka untuk menggapai mimpi dan keinginan mereka masing-masing, tapi masih ada kisah lain yang juga tak kalah seru untuk ditunggu kelanjutannya, salah satunya adalah seorang penggila biola rock yang nantinya tertarik untuk masuk orkestra klasik dan banyak kisah lain dari para murid yang masuk Orkestra S pilihan Strezemann. 

Dari semua dorama jepang yang pernah aku lihat, ini termasuk alur yang gak bisa aku tebak. Jadilah aku penasaran, nanti gimana akhirnya, terus nonton teruuus, sampai ga kerasa udah selesai. Bener - beda sama cerita yang lain. Terus gara - gara dorama ini juga, aku jadi seneng banget dengerin musik klasik atau orkestra. Pokoknya buat para pecinta dorama jepang atau drakor, dorama ini ga kalah bagus kok. ^_^

Comments