Berbicara
soal cinta tentu setiap insan di dunia ini sudah mengenalnya bahkan pernah merasakannya.
Apalagi cinta itu sendiri sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Tapi
kenapa cinta dapat mengubah madu menjadi cuka atau bahkan sebaliknya? Lalu apa
sih sebenarnya hakikat cinta menurut pandangan islam itu sendiri?
Ya, cinta sebenarnya adalah anugerah
dari Allah SWT yang diberikan kepada makhluk-Nya agar dapat saling menyayangi
dan mencintai satu sama lain apalagi antar umat beragama sehingga terciptalah
sebuah kehidupan yang aman dan damai di muka bumi. Dan cinta sejati yang akan
tetap abadi selamanya adalah mencintai sesama karena Allah SWT bukan karena
substansi yang dimiliki oleh orang tersebut. Jadi, jika kita mencintai orang
lain karena kelebihan yang tampak semisal dari ketampanannya, pangkatnya,
hartanya atau sejenisnya. Maka, jika suatu saat kekayaannya diambil oleh Allah
atau hilang ketampanannya karena suatu peristiwa tertentu, bisa saja kita
menjadi tidak mencintainya lagi. Dan yang demikian itu sesuai dengan sebuah
ungkapan yang menyebutkan bahwa cinta dapat mengubah madu menjadi cuka bahkan
mawar menjadi duri dan begitupun sebaliknya. Sehingga cinta hanya tinggal
ucapan manis dibelakang dan tidak abadi.
Lalu bagaimana memunculkan cinta itu karena
Allah SWT?
Nah, yang harus dilakukan agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan adalah insya allah dengan melakukan seperti di bawah ini:
Nah, yang harus dilakukan agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan adalah insya allah dengan melakukan seperti di bawah ini:
1. “ Ahbib habibaka haunan ma ! “ yang
artinya cintailah sesuatu itu sewajarnya, tidak berlebihan. Artinya kita tidak
terlalu mencintai orang lain dan tidak juga terlalu membenci orang tersebut.
Karena bisa saja kita menjadi orang yang paling mencintai orang yang kita benci
atau malah sebaliknya.
2. Cobalah untuk mencintai sesuatu karena
Allah yang menciptakannya. Sekarang coba bayangkan dan pikirkan, jika saja kita
diberi hadiah oleh orang yang kita cintai, tentu saja kita menjadi semakin
cinta dengan orang yang kita cintai itu, betul? Begitupun halnya yang terjadi
antara kita dengan Allah SWT. Pada hakikatnya orang yang kita cintai adalah
hadiah (anugerah) dari Allah dan yang terjadi seharusnya kita menjadi semakin
mencintai Allah atas apapun yang telah diberikan Allah kepada kita semua, betul-betul-betul?
(kayak upin-ipin ^^).
3. Dan cinta itu sendiri adalah murni
dan suci karena cinta pertama kali diturunkan oleh Allah di surga yaitu kepada
Nabi Adam A.S. dan Ibu Hawa. Sehingga kita sebagai keturunan Nabi Adam harus
dapat menjaga kesucian cinta dengan tidak menodainya seperti dengan melakukan
sesuatu yang dapat melanggar hukum-hukum Allah sebagaimana yang telah
ditetapkan Allah dalam Al-qur’an dan hadits.
Tapi ingatlah cinta kepada orang tua
juga harus dan sangat penting sekali sampai-sampai ada sebuah hadits yang
mengatakan bahwa :
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا
الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”
Dan cinta yang satu ini sudah jangan
ditanyakan lagi. Lain halnya dengan cinta yang telah dipaparkan di atas tadi
yaitu kepada orang lain. (Jadi harus bisa membedakannya lho…^^) kalau yang di
atas tadi sudah harus dalam lingkup berhati-hati agar jika sudah ditinggalkan
oleh orang yang dicintai tidak lebih galau atau merasa kehilangan yang menahun
karena semuanya itu adalah dari Allah.
Dengan demikian, kita dapat lebih menyadari bahwa masih ada Allah bersama kita, “Innallaha ma’ana“. Ya, segala sesuatu adalah milik Allah semata dan akan kembali kepada Allah SWT. ( Percayalah! God always know which one the best for us!). Okey?
Dengan demikian, kita dapat lebih menyadari bahwa masih ada Allah bersama kita, “Innallaha ma’ana“. Ya, segala sesuatu adalah milik Allah semata dan akan kembali kepada Allah SWT. ( Percayalah! God always know which one the best for us!). Okey?
So, Cinta yang sesungguhnya adalah
cinta yang rela berkorban untuk saling melengkapi dengan saling menyadari
kekurangan masing-masing, bukan mengagumi kelebihan yang tampak agar cinta
dapat abadi hingga waktu menjelang senja nanti. Setuzuu??? ^^ (fatiha el-hilmy)
Comments