Darahku : Untold Blood



BAB I
Kesan Pertama Yang Tertinggal

(Hana POV)
            Masih seperti kemarin. Aku duduk di pojok kelas dekat jendela. Di sela-sela jam istirahat, kubaca buku di kelas sendirian. Aku tidak lapar dan haus sekarang. Aku terus menikmati waktu kesendirian sampai tiba-tiba kudengar suara riuh dari luar jendela. Lalu kubuka jendela dan angin
langsung menyambut wajahku. Kulihat banyak siswa berkerumun di bawah sana. Seolah-olah seorang selebriti atau idol star tengah mengunjungi sekolah ini. Lalu seorang guru datang. Ia membubarkan kerumunan siswa itu. Aku heran melihat tingkah anak-anak yang seperti itu. Lalu kututup kembali jendela kelas.
            “Ya ampun. Cuma murid baru aja sampai kayak gitu! Bener-bener alay!” ujarku menggelengkan kepala lalu kembali tenggelam dalam kumpulan puisi klasik yang tengah kubaca. Tak terasa waktu istirahat sudah berlalu. Siswa kelas 2-A pun sudah duduk di kursinya masing-masing. Aku menutup bukuku dan mengambil buku matematika. Karena Bu Katsumi sudah masuk membawa seorang murid baru, sontak wajah cerah terlihat di wajah teman kelasku. Aku pun mendengarkan perbincangan mereka.
            “Dia anak baru yang tadi itu, kan? Ya ampun, ternyata dia sekelas dengan kita!” Ucap Haruna pada Itano sumringah. Miyagawa pun ikut menyahut.
            “Wah, cutenya kayak Idolku, Jimin BTS!”
            “Hello.. Kamu itu korea mulu! Dia itu kayak Takeru Sato! Keren!” Sela Itano.
Mendengar percakapan mereka yang heboh, aku melihat siswa baru itu sekilas. Lalu melanjutkan aktivitasku sendiri karena tak tertarik. Tak lama kemudian, murid itu memperkenalkan dirinya.
            “Selamat siang semua. Namaku Kazuya Shota. Murid pindahan dari Hitachi High School!” Usai Kazuya memperkenalkan dirinya, para siswi pun berteriak satu sama lain. Membuat kelas sedikit ramai. Lalu Bu Katsumi menenangkan kelas dan mempersilakan Kazuya untuk duduk.
            “Baiklah, Kazuya. Silahkan duduk di kursi yang masih itu kosong ya!” Ucap Bu Katsumi sambil menunjuk bangku kosong di sebelahku.
            “Duduk di sebelahku aja, Kazuya! Di sini kosong lho!” Ucap Haruna dan menaruh tas Itano di samping bangkuku yang selalu kosong.
            “Kau gila ya! Kau mau aku duduk di sebelah anak aneh itu?” Bisik Itano sedikit keras tak terima. Ia lalu mengambil tasnya cepat. Meskipun begitu, aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. Aku tidak kaget dan bersikap biasa saja mendengar ucapan Itano. Sementara itu, Kazuya hanya tersenyum melihat tingkah Haruna yang terus merayunya. Ia lalu melewatinya dan duduk disebelah bangkuku karena ia tahu hanya bangku itu yang kosong.
            “Disini kosong, kan?” Tanya Kazuya seraya menatap wajahku. Aku yang sedari tadi terus berkutat pada buku matematikaku dan tidak memperhatikannya pun kaget. Aku menoleh dan mengangguk padanya lalu menatap bukuku kembali.
            “Sudah tahu kosong masih tanya lagi!” batinku sedikit kesal karena menggangguku yang lagi serius menghitung Trigonometri.
            “Baiklah kalau begitu, seperti biasanya. Siapa yang bisa mengerjakan soal di papan tulis ini?” Tanya Bu Katsumi. Tanpa banyak bicara, aku mengangkat tanganku cepat dan maju ke depan. Lalu aku mengerjakannya. Setelah itu, Bu Katsumi memeriksa hasilnya.
            “Bagus sekali, Hana. Seperti biasa kau mengerjakan soal trigonometri ini dengan teliti!” Ucap Bu Katsumi. Aku pun tersenyum padanya dan kembali duduk.
            “Kau pintar juga, Hana!” Ujar Kazuya setelah aku duduk. Mendengarnya saja tidak membuatku ingin tersenyum lagi. Aku duduk dan kembali mengacuhkan anak baru itu. Karena aku memang orang yang tidak begitu suka bergaul, makanya aku berusaha untuk membuat kesan yang kurang baik agar dia menjauhiku. Setelah itu, Bu Katsumi membuat soal lagi di papan tulis dan meminta siswa lain untuk mengerjakannya. Dengan cepat, Kazuya mengangkat tangannya dan maju ke depan. Ia mengerjakan soal itu dengan cepat juga.
            “Wah. Padahal ini soal yang akan aku bahas minggu depan. Kau hebat juga, Kazuya!” Ujar Bu Katsumi dan menepuk pundak Kazuya. Seisi kelas pun bertepuk tangan. Tampaknya mereka senang, karena ada siswa yang bisa mengungguliku di pelajaran ini. Bu Katsumi pun melanjutkan pembahasannya dan Kazuya kembali duduk.
            “Lumayan untuk anak baru!” batinku dan menatapnya tajam.
            “Nah, begitu. Kau harus menatap lawan bicaramu seperti ini!” Ujar Kazuya seraya berjalan menuju bangkunya. 
            “A-aku tidak melihatmu. Aku sedang melihat papan tulis!” Jawabku cepat sedikit terbata-bata. Entah sejak kapan aku menjadi gugup saat ia balik menatapku. Aku terus melihat penjelasan Bu Katsumi. Dan karena penasaran, aku melirik sebentar ke arah Kazuya. Ternyata ia sedang melihatku. Dengan cepat aku memalingkan muka dan kembali fokus.
“Ya ampuun.. Apa yang dia lakukan? Apa daritadi dia terus menatapku? Dasar anak aneh!” batinku kaget lalu kusandarkan wajah diatas tangan kananku.

***
Untuk membaca Bab selanjutnya, cek ceritaku di wattpad dengan judul yang sama "Darahku: Untold Blood" atau ikuti link ini Darahku : Untold Blood. Jangan lupa untuk difollow juga ya, Mycsleveura. TERIMA KASIH ^^

Comments