Kesan Pertama
Yang Tertinggal
(Hana POV)
Masih seperti kemarin. Aku duduk di
pojok kelas dekat jendela. Di sela-sela jam istirahat, kubaca buku di kelas
sendirian. Aku tidak lapar dan haus sekarang. Aku terus menikmati waktu
kesendirian sampai tiba-tiba kudengar suara riuh dari luar jendela. Lalu kubuka
jendela dan angin
langsung menyambut wajahku. Kulihat banyak siswa berkerumun di bawah sana. Seolah-olah seorang selebriti atau idol star tengah mengunjungi sekolah ini. Lalu seorang guru datang. Ia membubarkan kerumunan siswa itu. Aku heran melihat tingkah anak-anak yang seperti itu. Lalu kututup kembali jendela kelas.
langsung menyambut wajahku. Kulihat banyak siswa berkerumun di bawah sana. Seolah-olah seorang selebriti atau idol star tengah mengunjungi sekolah ini. Lalu seorang guru datang. Ia membubarkan kerumunan siswa itu. Aku heran melihat tingkah anak-anak yang seperti itu. Lalu kututup kembali jendela kelas.
“Ya ampun. Cuma murid baru aja
sampai kayak gitu! Bener-bener alay!” ujarku menggelengkan kepala lalu
kembali tenggelam dalam kumpulan puisi klasik yang tengah kubaca. Tak terasa
waktu istirahat sudah berlalu. Siswa kelas 2-A pun sudah duduk di kursinya
masing-masing. Aku menutup bukuku dan mengambil buku matematika. Karena Bu
Katsumi sudah masuk membawa seorang murid baru, sontak wajah cerah terlihat di
wajah teman kelasku. Aku pun mendengarkan perbincangan mereka.
“Dia anak baru yang tadi itu, kan?
Ya ampun, ternyata dia sekelas dengan kita!” Ucap Haruna pada Itano sumringah.
Miyagawa pun ikut menyahut.
“Wah, cutenya kayak Idolku, Jimin
BTS!”
“Hello.. Kamu itu korea mulu! Dia
itu kayak Takeru Sato! Keren!” Sela Itano.
Mendengar
percakapan mereka yang heboh, aku melihat siswa baru itu sekilas. Lalu
melanjutkan aktivitasku sendiri karena tak tertarik. Tak lama kemudian, murid
itu memperkenalkan dirinya.
“Selamat siang semua. Namaku Kazuya
Shota. Murid pindahan dari Hitachi High School!” Usai Kazuya memperkenalkan
dirinya, para siswi pun berteriak satu sama lain. Membuat kelas sedikit ramai.
Lalu Bu Katsumi menenangkan kelas dan mempersilakan Kazuya untuk duduk.
“Baiklah, Kazuya. Silahkan duduk di
kursi yang masih itu kosong ya!” Ucap Bu Katsumi sambil menunjuk bangku kosong
di sebelahku.
“Duduk di sebelahku aja, Kazuya! Di
sini kosong lho!” Ucap Haruna dan menaruh tas Itano di samping bangkuku yang
selalu kosong.
“Kau gila ya! Kau mau aku duduk di
sebelah anak aneh itu?” Bisik Itano sedikit keras tak terima. Ia lalu mengambil
tasnya cepat. Meskipun begitu, aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. Aku
tidak kaget dan bersikap biasa saja mendengar ucapan Itano. Sementara itu,
Kazuya hanya tersenyum melihat tingkah Haruna yang terus merayunya. Ia lalu
melewatinya dan duduk disebelah bangkuku karena ia tahu hanya bangku itu yang
kosong.
“Disini kosong, kan?” Tanya Kazuya
seraya menatap wajahku. Aku yang sedari tadi terus berkutat pada buku
matematikaku dan tidak memperhatikannya pun kaget. Aku menoleh dan mengangguk
padanya lalu menatap bukuku kembali.
“Sudah tahu kosong masih tanya
lagi!” batinku sedikit kesal karena menggangguku yang lagi serius
menghitung Trigonometri.
“Baiklah kalau begitu, seperti
biasanya. Siapa yang bisa mengerjakan soal di papan tulis ini?” Tanya Bu
Katsumi. Tanpa banyak bicara, aku mengangkat tanganku cepat dan maju ke depan.
Lalu aku mengerjakannya. Setelah itu, Bu Katsumi memeriksa hasilnya.
“Bagus sekali, Hana. Seperti biasa
kau mengerjakan soal trigonometri ini dengan teliti!” Ucap Bu Katsumi. Aku pun
tersenyum padanya dan kembali duduk.
“Kau pintar juga, Hana!” Ujar Kazuya
setelah aku duduk. Mendengarnya saja tidak membuatku ingin tersenyum lagi. Aku
duduk dan kembali mengacuhkan anak baru itu. Karena aku memang orang yang tidak
begitu suka bergaul, makanya aku berusaha untuk membuat kesan yang kurang baik agar
dia menjauhiku. Setelah itu, Bu Katsumi membuat soal lagi di papan tulis dan
meminta siswa lain untuk mengerjakannya. Dengan cepat, Kazuya mengangkat
tangannya dan maju ke depan. Ia mengerjakan soal itu dengan cepat juga.
“Wah. Padahal ini soal yang akan aku
bahas minggu depan. Kau hebat juga, Kazuya!” Ujar Bu Katsumi dan menepuk pundak
Kazuya. Seisi kelas pun bertepuk tangan. Tampaknya mereka senang, karena ada
siswa yang bisa mengungguliku di pelajaran ini. Bu Katsumi pun melanjutkan
pembahasannya dan Kazuya kembali duduk.
“Lumayan untuk anak baru!”
batinku dan menatapnya tajam.
“Nah, begitu. Kau harus menatap
lawan bicaramu seperti ini!” Ujar Kazuya seraya berjalan menuju bangkunya.
“A-aku tidak melihatmu. Aku sedang
melihat papan tulis!” Jawabku cepat sedikit terbata-bata. Entah sejak kapan aku
menjadi gugup saat ia balik menatapku. Aku terus melihat penjelasan Bu Katsumi.
Dan karena penasaran, aku melirik sebentar ke arah Kazuya. Ternyata ia sedang
melihatku. Dengan cepat aku memalingkan muka dan kembali fokus.
“Ya
ampuun.. Apa yang dia lakukan? Apa daritadi dia terus menatapku? Dasar anak
aneh!” batinku kaget lalu kusandarkan wajah
diatas tangan kananku.
***
Untuk membaca Bab selanjutnya, cek ceritaku di wattpad dengan judul yang sama "Darahku: Untold Blood" atau ikuti link ini Darahku : Untold Blood. Jangan lupa untuk difollow juga ya, Mycsleveura. TERIMA KASIH ^^
Comments